Unggulan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
KISAH-KISAH TAULADAN TOKOH ACEH SEPANJANG MASA: Sumber Inspirasi, Semangat, dan Cita-Cita Luhur Anak Bangsa
Penulis: Nurma Dewi Jumiati Syamsul Bahri M. Jakfar Puteh Muhammad Zakir
Pengantar Penulis
Sejarah adalah akumulasi rekaman pengalaman manusia. Mempelajari sejarah mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah dicapai manusia sepanjang abad. Suatu masyarakat atau bangsa tak mungkin akan mengenal siapa diri mereka dan bagaimana mereka menjadi seperti sekarang ini, tanpa mengenal sejarah. Sejarah dengan identitas bangsa memiliki hubungan timbal-balik. Akar sejarah yang dalam dan panjang akan memperkokoh eksistensi dan identitas serta kepribadi suatu bangsa. Bangsa itu, karenanya, akan bangga dan mencintai sejarah dan kebudayaannya.
Pemahaman sejarah perlu dimiliki setiap orang sejak dini agar mengetahui dan memahami makna dari peristiwa masa lampau sehingga dapat digunakan sebagai landasan sikap dalam menghadapi kenyataan pada masa sekarang serta menentukan masa yang akan datang. Artinya sejarah perlu dipelajari sejak dini oleh setiap individu baik secara formal maupun nonformal, Keterkaitan individu dengan masyarakat atau bangsanya memerlukan terbentuknya kesadaran pentingnya sejarah terhadap persoalan kehidupan bersama seperti: nasionalisme, persatuan, solidaritas dan integritas nasional. Terwujudnya cita-cita suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh generasi penerus yang mampu memahami sejarah masyarakat atau bangsanya.
Dalam pembangunan bangsa pengajaran sejarah tidak semata-mata berfungsi untuk memberi pengetahuan sejarah sebagai kumpulan informasi fakta sejarah, tetapi juga bertujuan menyadarkan anak didik atau membangkitkan kesadaran sejarahnya. Untuk mengemas pendidkan sejarah sehingga dapat menghasilkan internalisasi nilai diperlukan adanya pengorganisasian bahan yang beraneka ragam serta metode sajian yang bervariasi. Di samping itu gaya belajar subjek didik juga perlu mendapat perhatian, agar tidak kehilangan bingkai moral dan afeksi dari seluruh tujuan pengajaran yang telah ada.
Arus globalisasi telah menggeserkan minat siswa untuk mengkaji, membaca tentang sejarah Aceh dan para tokoh-tokoh pejuang Aceh. Siswa telah disibukkan dengan berbagai macam gaya tekhnologi plus menghabiskan waktu hanya untuk bermain game baik secara online maupun tidak. Barangkali, kehadiran buku seri sejarah tokoh Aceh, sedikit mampu mengantarkan para siswa untuk lebih mengenal tentang Aceh. Buku ini mengangkat sisi-sisi yang penuh pesan moral dan inspiratif dari para tokoh sejarah Aceh, yang bahasanya diramu sesuai dengan pertumbuhan pelajar, agar para pelajar tidak jenuh dan mau membaca. Harapannya, para siswa Aceh mengenal sejarah ke-Aceh-an dan dapat mengaplikasikan pesan moral yang terkandung dalam sejarah Aceh.
Banda Aceh, 4 Februari 2023
Penulis
DAFTAR ISI
Keteguhan Hati dan Kesabaran Cut Nyak Dhien | 1
Kesetiaan Panglima Polem Kepada Sulthan (Sikap Sabar dan Rela Berkorban Panglima Polem) | 4
Sikap Ikhlas Sultan Iskandar Muda (Hikmah Dibalik Penjara) | 7
Sultanah Safiatuddin yang Cinta Ilmu Pengetahuan| 10
Syech Abdul Rauf Ash-Singkily Menyamar Menjadi Pawang Pukat (Sosok yang Multi Talenta) | 12
Kecerdasan dan Semangat Juang Keumalahayati | 15
Teuku Chiek Tunong yang Tidak Pernah Mengenal Tunduk kepada Belanda (Sikap Istiqamah dan Dukungan Sang Istri) | 19
Teuku Nyak Arief dalam Menengahi dan Mendamaikan Kaum Tua dengan Kaum Muda | 23
Taktik Perang yang Cemerlang Teuku Umar Johan Pahlawan | 26
Teuku Fakinah (Perempuan Muda yang Menguasai Banyak Ilmu) | 29
Cerita Mantan Fastur dan Tengku Haji Muhammad Lampaloh (Ketegasan dalam Agama) | 33
Tengku Chik Abdul Wahab Tanoh Abee (Penyelamat Perpustakaan dari Belanda) | 37
KETEGUHAN HATI DAN KESABARAN CUT NYAK DIEN
Janganlah putus asa, karena perubahan itu tak bisa secepat yang engkau harapkan. Engkau pun, pasti akan menghadapi banyak rintangan yang bisa Melemahkan semangat. Maka, janganlah engkau mau Dikalahkan olehnya. (‘Aidh Abdullah al-Qarni)
Cut Nyak Dien adalah seorang ratu perang yang cukup terkenal dan ditakuti penjajah di Aceh pada waktu itu. Ia memiliki nama lengkap Cut Nyak Din dilahirkan di Lampadang pada Tahun 1850. Ia adalah putri uleebalang Mukim 6, Teuku Nanta Setia. Ia dibesarkan dalam kehidupan agamis dan adat yang kuat. Parasnya yang cantik serta halus budi pekertinya membuat pemuda tertarik padanya. Pada usia yang masih belia Cut Nyak Dien dilamar oleh seorang pemuda bernama Teuku Cek Ibrahim Lamnga yang merupakan putra dari ulee balang Lamnga XIII. Cut Nyak menikah dengan Teuku Ibrahim pada tahun 1862 pada usia 12 tahun.
Belanda tertarik untuk menguasai Aceh, karena posisinya yang strategis untuk berdagang. Belanda memulai serangannya dengan menembakkan meriam ke arah dataran Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Perang Aceh pun meletus, puncaknya pada 8 April 1873, Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler menguasai Mesjid Raya kebanggaan rakyat Aceh, Baiturrahman, serta membakarnya.
Cut Nyak Din sangat geram, Ia turut merebut Mesjid Raya Baiturrahman pada tanggal 10 April 1873, dan ia menjadi saksi Jenderal Kohler tertembak. Perang kedua dibawah Jenderal Van Swieten berhasil menduduki kesultanan dan Mesjid Raya Baiturrahman dan Belanda menjadikkannya sebagai pusat pertahanan Belanda pada Januari 1874. Mesjid ini lalu dibakar Belanda, karena dianggap sebagai tempat pertahanan pejuang Aceh. Cut Nyak Din bersama dengan rombongan wanita Aceh lainnya akhirnya harus meninggalkan Mukim VI karena kondisi sudah tidak kondusif lagi. Perjuangan diteruskan. Suaminya bertempur untuk merebut kembali Mukim VI. Ketika Ibrahim Lamnga bertempur di Gle Tarum, ia tewas pada tanggal 29 Juni 1878. Hal ini membuat Cut Nyak Dhien sangat marah ditambah karena direbut dan dibakarnya Mesjid Raya Baiturrahman, dan ia bersumpah akan menghancurkan Belanda.
Cut Nyak Dien menaruh dendam terhadap belanda, selain telah membakar Mesjid Raya juga telah merebut suami tercinta dari sisinya. Suaminya harus gugur pada tanggal 29 Juni 1978 dalam pertempuran melawan belanda. Dalam kesedihanya Cut Nyak Dien bangkit dan tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Ia bangun memimpin pasukan perang melawan penjajah dengan cara bergerilya. Dalam bergerilya ia bertemu dengan seorang pejuang yang bernama Teuku Umar. Cintapun menyatukan mereka dalam tali pernikahan.
Selama memimpin perlawanan terhadap Belanda, kembali Cut Nyak Dien harus merelakan kepergian suaminya Teuku Umar yang gugur dalam medan perang. kesedihan yang bertambah menimpa Cut Nyak. Namun ia tidak larut dalam kesedihan, dan kembali memimpin perjuangan membela negeri. Lama kelamaan pasukan Cut Nyak Dien melemah, usia yang semakin menua, serta mata yang kian rabun membuat pengikut-pengikutnya kian iba melihat sosok perempuan ini. Seorang anak buahnya Pang Laot berkata “Cut Nyak Dien kita turun saja dari hutan ini, kondisi Cut Nyak sudah sangat memprihatinkan, kita menyerah saja pada Belanda”. Cut Nyak Dien di antara kelemahannya seraya berkata “saya tidak akan keluar dari hutan dan menyerah kepada Belanda, saya akan terus berjuang sampai darah penghabisan”. Sikap keras Cut Nyak Dien membuat Pang Laot tak bisa berkata apa-apa. Cut Nyak Dien tetap tak mau menyerah kepada penjajah. Ia tetap terus melawan. Namun Belanda kemudian berhasil mengetahui tempat persembunyian Cut Nyak Dien dan menangkap Cut Nyak Dien.
Di bilik tahanan Belanda sang Cut Nyak Dien yang sudah lemah akibat usia tua dan mata mulai merabun masih memberi dukungan dan semangat untuk para pejuang. Belanda dibuat geram, hingga akhirnya Cut Nyak Dien diasingkan Kesumedang Jawa Barat. Ditempat pengasingan ini Cut Nyak Dien menghabiskan sisa usianya sambil terus mendekatkan diri kepada Allah swt. Tasbih selalu membasahi bibir wanita pejuang ini. Hingga pada tahun 1905 ia menutup mata menghadap sang Khalik.
Kisah di atas menujukan kepada kita sebuah kepribadian perempuan yang mempunyai semangat kemandirian. Seorang pejuang yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran atas penderitaan yang dialami. Mereka yang memiliki keteguhan hati tidak akan mudah putus asa, tindakannya selalu tenang, tanpa buru-buru ataupun bimbang. Karena mereka sadar bahwa sukses adalah masalah waktu saja. Perjalanan hidup itu selalu ada cobaan, karena itu jalanilah hidup dengan keteguhan hati dan kesabaran. Hidup ini harus terus berlanjut tapi tidak dengan melakukan kejahatan. Apabila kita tetap konsisten pada tekad yang baik dan bersabar dalam segalanya, maka kita akan meraih buah dari perjuangan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Postingan Populer
Sejarah Dakwah Klasik: Periode Bani Umayyah dan Bani Abbas
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
KISAH PARA RASUL DALAM AL-QUR'AN
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar